Patah Hati, Bahayakah? Studi Ungkap Bisa Sebabkan Kematian!

Ungkapan “mati karena patah hati” sering kita dengar dalam lirik lagu yang melankolis, dialog film yang dramatis, atau bait-bait puisi yang puitis. Selama ini, kita menganggapnya sebagai sebuah kiasan hiperbola untuk menggambarkan betapa dalamnya luka emosional. Namun, bagaimana jika saya bilang bahwa secara medis, seseorang benar-benar bisa meninggal akibat “patah hati”? Ini bukanlah fiksi. Ini adalah sebuah kondisi medis nyata yang semakin diakui oleh para dokter di seluruh dunia: bahaya patah hati.

Para ilmuwan dan pakar kardiologi telah lama meneliti hubungan misterius antara stres emosional yang ekstrem dengan kesehatan jantung. Studi-studi terbaru semakin menguatkan bukti bahwa bahaya patah hati bukanlah sekadar mitos. Ada sebuah kondisi spesifik di mana lonjakan emosi yang luar biasa—baik itu kesedihan mendalam maupun keterkejutan—dapat secara langsung “merusak” jantung untuk sementara waktu, dan dalam kasus yang jarang, bisa berakibat fatal.

Bukan Sekadar Puisi: Mengenal ‘Broken Heart Syndrome’ atau Takotsubo Cardiomyopathy

Kondisi medis di balik bahaya patah hati ini memiliki nama ilmiah Takotsubo Cardiomyopathy. Nama “Takotsubo” berasal dari bahasa Jepang yang berarti “perangkap gurita”. Nama ini diberikan oleh para peneliti di Jepang yang pertama kali mengidentifikasinya, karena saat kondisi ini terjadi, bilik kiri bawah jantung (ventrikel kiri) akan menggelembung dan berubah bentuk, menyerupai pot keramik yang digunakan oleh nelayan Jepang untuk menangkap gurita.

Apa itu Takotsubo Cardiomyopathy? Ini adalah sebuah kondisi darurat di mana otot jantung secara tiba-tiba menjadi lemah atau “tertegun” (stunned). Yang paling membedakannya dari serangan jantung biasa adalah:

  • Pada serangan jantung: penyebabnya adalah penyumbatan pada arteri koroner yang memutus aliran darah ke otot jantung.
  • Pada Takotsubo: arteri koroner tidak tersumbat. Masalahnya terletak pada otot jantung itu sendiri yang mendadak tidak bisa memompa darah dengan efektif.

Bagaimana Stres Emosional Bisa ‘Merusak’ Jantung? Ini Mekanismenya

Bagaimana bisa perasaan sedih atau kaget tiba-tiba membuat jantung kita “lumpuh”? Mekanisme pastinya masih terus diteliti, namun teori terkuat yang diyakini para ahli adalah adanya “badai hormon stres”.

Ketika seseorang mengalami guncangan emosional yang hebat, tubuh akan melepaskan hormon stres—terutama adrenalin—dalam jumlah yang sangat masif. Gelombang adrenalin yang luar biasa besar ini diyakini memiliki efek “racun” sementara bagi jantung. Banjir adrenalin ini dapat menyebabkan:

  1. Penyempitan sementara pada arteri-arteri kecil di jantung, mengurangi aliran darah.
  2. Masuknya kalsium dalam jumlah besar ke dalam sel-sel otot jantung, yang mengganggu kemampuan sel untuk berkontraksi.
  3. Perubahan struktural pada otot jantung, yang menyebabkannya menggelembung (efek ballooning).

Akibatnya, jantung tidak bisa memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh, yang bisa berujung pada gagal jantung akut atau aritmia yang mematikan.

Siapa Saja yang Berisiko? Pemicu yang Tak Terduga

Meskipun bisa terjadi pada siapa saja, studi menunjukkan bahwa Takotsubo Cardiomyopathy secara signifikan lebih sering terjadi pada wanita, terutama yang sudah melewati masa menopause (usia di atas 50 tahun). Alasan pastinya belum diketahui, namun diduga ada kaitannya dengan perubahan kadar hormon dan respons pembuluh darah terhadap stres.

Yang paling menarik adalah pemicunya. Bahaya patah hati ini tidak melulu soal putus cinta. Pemicunya bisa berupa guncangan emosional atau fisik apa pun yang ekstrem, baik positif maupun negatif. Contohnya:

  • Kabar duka: Kematian pasangan, anak, atau anggota keluarga.
  • Kabar buruk: Diagnosis penyakit serius, kehilangan pekerjaan, atau masalah finansial besar.
  • Konflik hebat: Pertengkaran sengit dengan orang terdekat.
  • Bahkan kejutan bahagia: Memenangkan lotre, pesta kejutan yang sangat mengagetkan (ini disebut Happy Heart Syndrome).

Pemicunya seringkali adalah peristiwa hidup yang mengubah segalanya dan membawa stres emosional yang luar biasa. Keputusan besar dalam hidup, bahkan yang dibuat secara sadar, bisa menjadi sumber tekanan. Ini relevan dengan artikeltentang fenomena childfree, di mana pertimbangan mengenai tekanan mental dan emosional dalam membesarkan anak menjadi faktor utama. Stres, dalam bentuk apa pun, memiliki dampak nyata pada tubuh.

Gejala yang Mirip Serangan Jantung dan Pentingnya Penanganan Cepat

Salah satu hal yang paling berbahaya dari Takotsubo Cardiomyopathy adalah gejalanya yang nyaris identik dengan serangan jantung. Gejala yang paling umum antara lain:

  • Nyeri dada yang muncul tiba-tiba dan terasa sangat intens.
  • Sesak napas.
  • Detak jantung yang tidak teratur (aritmia).
  • Pingsan.

Aturan Emas: Karena gejalanya tidak bisa dibedakan oleh orang awam, siapa pun yang mengalami nyeri dada mendadak HARUS menganggapnya sebagai serangan jantung dan SEGERA MENCARI PERTOLONGAN MEDIS DARURAT. Jangan pernah mencoba mendiagnosis sendiri atau menganggapnya “hanya stres biasa”.

Kabar baiknya adalah, jika ditangani dengan cepat dan tepat di rumah sakit, sebagian besar pasien Takotsubo Cardiomyopathy bisa pulih sepenuhnya. Kerusakan pada otot jantung biasanya bersifat sementara dan bisa kembali normal dalam beberapa minggu atau bulan. Namun, fase akutnya tetaplah berbahaya. Institusi medis terkemuka seperti American Heart Association menyediakan informasi yang sangat detail dan terpercaya mengenai kondisi ini.

Bahaya: Hati yang Secara Harfiah Bisa Patah

Pada akhirnya, keberadaan “Broken Heart Syndrome” adalah bukti ilmiah yang paling kuat tentang betapa eratnya hubungan antara kesehatan mental dan fisik kita. Bahaya patah hati bukanlah lagi sekadar kiasan puitis, melainkan sebuah realita fisiologis yang bisa berakibat serius. Ini menjadi pengingat yang kuat bagi kita semua untuk tidak pernah meremehkan dampak dari stres, duka, dan guncangan emosional. Merawat kesehatan jiwa kita, dan juga peduli pada kondisi emosional orang-orang di sekitar kita, ternyata sama pentingnya dengan merawat kesehatan jantung kita secara harfiah.