Siapa bilang hidup minimalis itu ngebosenin? Di tengah dunia yang makin ribet, generasi Gen Z justru memilih jalan sebaliknya—lebih simpel, fungsional, dan sadar dalam memilih. Gaya hidup ini dikenal sebagai YONO alias You Only Need One.
Berbeda banget dari tren YOLO (You Only Live Once) yang lebih ke arah impulsif, penuh eksplorasi, dan kadang over-budget, YONO justru ngajarin kita buat hidup lebih terarah. Bukan berarti anti-healing atau anti-fashion, tapi lebih ke “nggak perlu punya lima barang dengan fungsi sama, cukup satu aja yang berkualitas.”
Asal Mula YONO: Gerakan Simpel dari Korea ke Dunia
Tren ini sebenarnya lahir dari keresahan generasi muda di Korea Selatan yang mulai ngerasa jenuh sama gaya hidup konsumtif. Berdasarkan laporan dari Nonghyup Bank, pengeluaran anak muda Korea untuk makan di luar turun drastis, bahkan konsumsi kopi di kafe juga ikutan drop.
Fenomena ini bukan karena generasi muda jadi pelit, tapi karena mereka mulai sadar bahwa hidup nggak selalu harus hedon buat kelihatan keren. Mereka pengen sesuatu yang lebih bermakna—dan YONO jadi jawabannya.
Kenapa Gen Z Tertarik Banget Sama Gaya Hidup Ini?
Ada beberapa alasan kenapa YONO cocok banget sama cara hidup Gen Z zaman sekarang:
1. Capek Sama Hidup yang Serba Cepat
Di dunia yang serba multitasking dan penuh notifikasi, kadang kita cuma pengen berhenti sebentar dan balik ke hal-hal yang esensial. YONO ngajarin kita buat nyaring apa yang penting dan buang sisanya.
2. Ingin Lebih Sustainable dan Anti Boros
Isu lingkungan makin santer, dan Gen Z makin peka. Mereka sadar konsumsi berlebihan = limbah lebih banyak. Jadi, daripada beli banyak barang yang cepat rusak, mending punya satu barang berkualitas yang tahan lama.
3. Tekanan Sosial Media = Realita Palsu
Tiap buka Instagram atau TikTok, kita disodorin gaya hidup serba wah. Tapi kenyataannya, banyak yang ujung-ujungnya stres karena ngerasa hidupnya nggak se-fancy itu. YONO adalah cara buat bilang: “Gue bahagia dengan versi gue sendiri.”
YONO dalam Aksi: Dari Lemari Sampai Gadget
Kalau lo penasaran gimana gaya hidup YONO dijalani sehari-hari, ini dia contoh nyata di berbagai aspek hidup anak muda zaman sekarang:
1. Lemari yang Fungsional, Bukan Penuh Tapi Bingung
Alih-alih punya 30 pasang kaos dan masih bingung tiap pagi, orang-orang yang menerapkan YONO biasanya pake sistem capsule wardrobe. Isinya cuma 15–20 item baju tapi semuanya bisa dipadu-padankan buat berbagai suasana.
Pakaian basic warna netral, outer yang versatile, dan satu sneaker multifungsi yang bisa dipakai hangout atau semi-formal jadi ciri khas. Simpel, hemat tempat, tapi tetap stylish.
2. Gadget Serbaguna yang Nggak Bikin Ribet
Banyak dari Gen Z yang lebih pilih satu perangkat super kuat, ketimbang beli laptop, tablet, dan kamera terpisah. Salah satu contoh nyata adalah Nothing Phone 3a Pro, yang lagi viral karena desainnya futuristik plus kamera zoom 60x yang bisa gantiin kamera mirrorless.
Konsep ini klop banget sama prinsip YONO: satu perangkat yang bisa ngelakuin semuanya.
Gaya Hidup Digital: Aplikasi & Platform Ikutan Beradaptasi
Bukan cuma soal barang fisik, gaya hidup YONO juga merembet ke digital. Anak muda sekarang makin selektif soal aplikasi apa yang mereka install. Bukan karena storage HP-nya penuh, tapi karena mereka mulai sadar bahwa terlalu banyak app justru bikin nggak fokus.
Mereka pilih satu platform buat produktivitas, satu buat komunikasi, dan satu buat hiburan. Udah, cukup. Gaya hidup ini juga bikin kita makin mindful saat scrolling medsos, dan lebih bisa mengontrol konsumsi digital.
Perbandingan dengan Tren Lain: YONO vs STECU
Menariknya, YONO berkembang bareng tren lain yang juga viral di Gen Z, yaitu STECU (Stelan Cuek). Kalau YONO fokus pada efisiensi dan fungsi, STECU lebih menekankan pada ekspresi diri tanpa beban norma fashion formal.
Tapi dua tren ini bukan bertolak belakang, justru saling ngelengkapin. Banyak anak muda yang pakai prinsip YONO dalam memilih outfit STECU mereka—misalnya cukup punya satu jaket oversized yang bisa dipakai ke mana aja.
Untuk insight lebih dalam soal gaya STECU, kamu bisa cek artikel lengkapnya di sini:
➡️ STECU: Stelan Cuek, Gaya Ekspresi Diri yang Viral di Media Sosial
Dampak Positif Gaya Hidup YONO
Kalau dijalanin konsisten, gaya hidup YONO bisa kasih impact yang gede banget, bukan cuma buat individu tapi juga lingkungan sekitar. Ini dia efek baiknya:
- Lebih Hemat: Bujet belanja bulanan bisa jauh lebih efisien karena nggak ada pengeluaran impulsif.
- Ruang Lebih Lega: Rumah atau kamar terasa lebih lapang karena barang-barang nggak numpuk.
- Lebih Fokus: Karena nggak terlalu banyak distraksi, pikiran jadi lebih jernih.
- Kurangi Limbah Konsumsi: Dampaknya ke lingkungan juga positif banget, karena kita nggak terus-menerus beli-buang-beli-buang.
Apa Kata Mereka Tentang Gaya Hidup YONO?
Kalau kamu tertarik ngebaca bagaimana tren minimalisme dan gaya hidup esensial jadi bagian dari revolusi gaya hidup global, cek laporan dari The Guardian yang membahas bagaimana anak muda di seluruh dunia makin condong ke gaya hidup minimal dan bijak konsumsi:
➡️ Why Millennials Are Embracing Minimalism – The Guardian
Ada juga beberapa pengalaman nyata dari anak-anak muda yang udah menerapkan gaya hidup YONO dan ngerasain langsung dampaknya dalam hidup mereka. Cerita-cerita ini bisa jadi inspirasi buat lo yang pengen nyoba gaya hidup yang lebih ringan, bebas, dan mindful.
1. Tiara, 23 Tahun – Content Creator
“Dulu gue punya lebih dari 40 pasang baju, tapi ujung-ujungnya selalu pakai yang itu-itu lagi. Setelah nyoba YONO dan bikin capsule wardrobe, hidup gue jauh lebih simpel. Bangun pagi nggak ribet mikir mau pakai apa, dan lemari gue jadi kelihatan rapi terus. Yang paling berasa? Gue jadi nggak impulsif beli baju tiap ada diskon online.”
2. Fajri, 26 Tahun – Freelance Designer
“Gadget gue dulu banyak—smartphone, tablet, laptop, bahkan kamera. Tapi setelah gue upgrade ke smartphone multifungsi yang bisa semua, gue jual sebagian besar gadget gue. Sekarang hidup gue lebih ringan dan lebih hemat. Gue juga lebih fokus kerja karena workspace gue nggak penuh kabel dan device.”
3. Nadia, 21 Tahun – Mahasiswa
“Gue udah tiga tahun nggak beli sepatu baru. Cuma pakai satu sneaker putih yang bener-bener bisa dipakai ke mana-mana. Awalnya orang mikir aneh, tapi sekarang temen-temen malah ikutan karena praktis banget. Selain itu, gue lebih aware sama konsumsi dan belajar investasi barang berkualitas.”
4. Revan, 24 Tahun – Pegawai Startup
“Gue mulai YONO gara-gara stress lihat kamar penuh barang. Gue mulai sortir semuanya, dari skincare sampai elektronik. Sekarang cuma punya satu set skincare, satu jam tangan yang bisa dipakai formal & santai, dan satu headset wireless. Gue jadi lebih tenang dan nggak ngerasa dikejar-kejar konsumsi.”
Kesimpulan: YONO Bukan Gaya Hidup Murahan, Tapi Pilihan Cerdas
Di tengah dunia yang makin penuh distraksi dan over-information, YONO jadi oase buat generasi muda. Gaya hidup ini bukan sekadar tren, tapi respons terhadap dunia yang makin kompleks.
Dengan memilih untuk punya lebih sedikit tapi lebih berarti, Gen Z nggak cuma nunjukin cara hidup baru yang lebih sehat dan ramah lingkungan, tapi juga jadi pelopor gaya hidup masa depan. Dan yang paling penting: hidup jadi lebih ringan, bebas, dan mindful.