Siap-siap! Liburan ke Jepang Bakal Jauh Lebih Mahal di 2026!
Sebuah kabar buruk bagi para pelancong dan budget traveler di seluruh dunia baru saja datang dari Negeri Sakura. Japan Railways (JR) Group, operator jaringan kereta api terbesar di Jepang, secara resmi mengumumkan rencana kenaikan harga yang sangat drastis. Kenaikan ini dikenakan pada produk andalan mereka yang paling dicintai oleh turis asing: Japan Rail (JR) Pass. Kenaikan harga tiket terusan “sakti” ini, akan mulai berlaku pada tahun 2026, dipastikan akan mengubah total bujet para pelancong. Bagi banyak orang, liburan ke Jepang dengan biaya terjangkau sangat identik dengan JR Pass.
Tiket ini memungkinkan turis untuk menjelajahi hampir seluruh negeri dengan kereta super cepat Shinkansen tanpa batas dengan harga relatif murah. Namun, era “kemewahan terjangkau” itu tampaknya akan segera berakhir. Mengapa Jepang mengambil langkah yang sangat tidak populer ini, dan seberapa besar kenaikannya?
Kenaikan Harga yang Fantastis
Kenaikan yang diumumkan bukanlah kenaikan biasa yang hanya menyesuaikan inflasi. Ini adalah sebuah lonjakan harga yang sangat signifikan, rata-rata mencapai lebih dari 60% untuk berbagai jenis pass. Sebagai gambaran, harga JR Pass biasa untuk 7 hari akan naik dari sekitar 29.650 Yen menjadi sekitar 50.000 Yen. Kenaikan serupa juga berlaku untuk pass 14 hari dan 21 hari, serta untuk Green Car Pass (kelas eksekutif).
Alasan di Balik Keputusan Mengejutkan Ini
Mengapa Japan Railways Group mengambil langkah yang berisiko membuat para turis berpikir dua kali untuk datang? Ada beberapa alasan kompleks di baliknya.
1. Isu Overtourism (Ledakan Turis). Sejak Jepang membuka kembali perbatasannya secara penuh pasca-pandemi, negara ini mengalami ledakan jumlah wisatawan yang luar biasa. Kota-kota utama seperti Tokyo, Kyoto, dan Osaka kini “diserbu” oleh jutaan turis. JR Pass yang sangat murah dianggap sebagai salah satu pemicu dari overtourism ini, karena mendorong semua turis untuk berkerumun di rute-rute “Golden Route” yang sudah sangat padat. Dengan menaikkan harga, pemerintah Jepang dan JR Group berharap bisa sedikit mengerem laju turis dan mendorong mereka untuk menjelajahi area-area lain di luar rute utama.
2. Penyesuaian Harga Setelah Puluhan Tahun Selama bertahun-tahun, harga JR Pass hampir tidak pernah mengalami kenaikan yang signifikan. Sementara itu, biaya operasional, perawatan, dan harga tiket kereta reguler untuk warga lokal terus meningkat. Kenaikan ini adalah sebuah “penyesuaian” yang dianggap sudah seharusnya dilakukan sejak lama untuk membuat harga pass lebih sejalan dengan nilai layanan yang diberikan.
3. Mendorong Penggunaan Tiket Regional JR Group juga ingin mendorong turis untuk membeli tiket-tiket terusan regional yang lebih spesifik (misalnya, JR Kansai Area Pass atau JR East Pass) daripada hanya mengandalkan satu pass nasional. Ini diharapkan bisa membantu menyebarkan wisatawan dan pendapatan ke prefektur-prefektur lain di luar kota besar.
Dampak bagi Para Pelancong: Saatnya Mengubah Strategi
Kenaikan harga drastis ini tentu saja akan menjadi pukulan telak bagi para budget traveler. Liburan ke Jepang dengan model “berpindah-pindah kota setiap hari” menggunakan Shinkansen mungkin tidak akan seekonomis dulu lagi. Para pelancong kini harus menjadi lebih cerdas dan strategis dalam merencanakan perjalanan mereka.
Beberapa strategi baru yang bisa dipertimbangkan antara lain:
- Fokus pada Satu atau Dua Wilayah: Alih-alih mencoba menjelajahi seluruh Jepang dalam satu kali perjalanan, fokuslah pada satu wilayah (misalnya, hanya area Kansai atau hanya area Tokyo dan sekitarnya) dan manfaatkan pass regional yang harganya tidak naik sedrastis pass nasional.
- Memanfaatkan Bus Malam: Untuk perjalanan antar kota yang jauh, bus malam (night bus) akan menjadi alternatif yang jauh lebih ekonomis dibandingkan Shinkansen.
- Terbang dengan Maskapai Berbiaya Rendah: Untuk rute domestik yang sangat jauh (misalnya dari Tokyo ke Sapporo), menggunakan maskapai LCC (Low-Cost Carrier) bisa jadi lebih murah daripada kereta.
Di dunia pariwisata, kenyamanan dan aksesibilitas adalah kunci. Jika biaya transportasi menjadi sangat mahal, para pelancong mungkin akan memilih untuk tinggal lebih lama di satu kota dan menikmati fasilitas yang ada, seperti menginap di hotel baru yang menawarkan konsep oase urban di Jakarta.
Liburan ke Jepang: Akhir dari Sebuah Era, Awal dari Pariwisata Baru
Pada akhirnya, kenaikan harga Japan Rail Pass pada tahun 2026 ini menandai berakhirnya sebuah era emas bagi para backpacker dan budget traveler di Jepang. Namun, ini juga menandai sebuah awal dari era pariwisata yang diharapkan lebih berkelanjutan dan tersebar merata. Liburan ke Jepang tidak akan lagi semurah dulu, tetapi pesona keindahan alam, kekayaan budaya, dan keteraturan masyarakatnya akan selalu menjadi magnet yang tak lekang oleh waktu. Bagi kita yang masih memimpikan perjalanan ke Negeri Sakura, pesannya sangat jelas: mulailah menabung lebih giat dan merencanakan perjalanan dengan lebih cerdas.