Kisah Ahmad Sahroni: Dari Debu Priok ke Kursi ‘Sultan’ DPR RI

Di tengah lanskap politik dan bisnis Indonesia yang seringkali didominasi oleh nama-nama besar dari dinasti lama, ada satu kisah yang menonjol karena keunikannya. Ini adalah kisah tentang seorang anak laki-laki dari gang sempit di Pelabuhan Tanjung Priok yang berhasil menapaki jalan terjal hingga duduk di kursi terhormat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan dikenal sebagai “Sultan Priok”. Ini adalah perjalanan karir Sahroni, atau lebih lengkapnya, Ahmad Sahroni.

Kisahnya bukanlah dongeng. Ini adalah narasi nyata tentang kerja keras yang ekstrem, kegigihan yang menolak untuk menyerah, dan kejelian melihat peluang di tempat yang paling tidak terduga. Dari seorang tukang semir sepatu yang dipandang sebelah mata, ia bertransformasi menjadi seorang pengusaha kapal tanker yang disegani dan kini menjadi seorang politisi vokal. Perjalanannya adalah sebuah anomali yang inspiratif, sebuah bukti hidup bahwa nasib memang bisa diubah, tak peduli dari mana titik awalmu.

Babak Awal Perjalanan Karir Sahroni: Kehidupan Keras di Pelabuhan Tanjung Priok

Perjalanan karir Sahroni tidak dimulai dari sebuah kantor ber-AC atau dengan modal warisan. Ia lahir dan besar di tengah kerasnya kehidupan di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara—sebuah area yang identik dengan kemiskinan dan tingkat kriminalitas yang tinggi. Ayahnya hanyalah seorang pedagang nasi di sebuah warung kecil di pelabuhan. Sejak kecil, Sahroni sudah akrab dengan perjuangan untuk bertahan hidup.

Ia memulai “karier”-nya di usia yang sangat belia sebagai seorang tukang semir sepatu. Setiap hari, ia akan berkeliling di sekitar Pelabuhan Priok, menawarkan jasanya kepada para pelaut dan pekerja. Pengalaman ini, meskipun berat, menempanya menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah malu. Ia kemudian mencoba berbagai pekerjaan serabutan lainnya, mulai dari ojek payung hingga menjadi kuli angkut. Setelah lulus SMA, ia bahkan sempat merasakan menjadi seorang supir pribadi untuk sebuah perusahaan farmasi.

Titik Balik: Dari Supir Menjadi ‘Raja’ Bahan Bakar Kapal

Titik balik terbesar dalam hidup Ahmad Sahroni datang saat ia bekerja sebagai supir untuk sebuah perusahaan pelayaran. Di sinilah “mata elang”-nya sebagai seorang pebisnis mulai terasah. Sambil bekerja, ia tidak hanya menyetir; ia mengamati, belajar, dan membangun jaringan. Ia melihat ada sebuah celah bisnis yang sangat besar di sektor pemasokan bahan bakar untuk kapal-kapal tongkang yang beroperasi di sekitar pelabuhan.

Dengan modal nekat dan kepercayaan yang berhasil ia bangun dari para relasinya, ia memulai bisnisnya sendiri. Jatuh bangun adalah bagian dari prosesnya. Ia pernah ditipu, pernah merugi, namun ia tidak pernah menyerah. Perlahan tapi pasti, bisnisnya mulai tumbuh. Dari hanya memasok beberapa kapal kecil, perusahaannya, PT Ekasamudera Lima, berkembang menjadi salah satu pemain utama dalam bisnis bahan bakar kapal di Indonesia. Keberhasilannya inilah yang menjadi fondasi dari kekayaannya dan memberinya julukan “Sultan Priok”.

Terjun ke Dunia Politik: Babak Baru Sang Sultan

Setelah sukses di dunia bisnis, Sahroni merasa terpanggil untuk masuk ke arena yang berbeda: politik. Ia bergabung dengan Partai NasDem dan karier politiknya pun melesat dengan cepat. Pada tahun 2014, ia berhasil terpilih menjadi Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) kampung halamannya sendiri, Jakarta Utara.

Di Senayan, ia dikenal sebagai politisi yang vokal, blak-blakan, dan tidak takut untuk menyuarakan pendapatnya, sebuah karakter yang terbentuk dari kerasnya kehidupan di Priok. Ia beberapa kali menduduki posisi strategis, termasuk menjadi Wakil Ketua Komisi III DPR RI yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan. Citranya sebagai politisi “anak Priok” yang sukses membuatnya sangat populer di kalangan masyarakat bawah yang melihatnya sebagai representasi dari harapan.

Di era digital, komunikasi menjadi kunci. Para pemimpin, baik di dunia politik maupun agama, kini harus pandai memanfaatkan platform baru untuk menyebarkan pesan mereka. Kita bisa melihat bagaimana Vatikan mencoba beradaptasi, seperti dalam artikel tentang strategi cerdas Gereja Katolik di era digital. Sahroni pun sangat aktif di media sosial, menggunakan platform tersebut untuk berkomunikasi langsung dengan para konstituennya.

Untuk mengikuti rekam jejak dan kiprah Ahmad Sahroni di parlemen, publik bisa mengakses informasi resmi melalui situs web Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Perjalanan Karir Sahroni: Pelajaran dari Anak Priok

Pada akhirnya, perjalanan karir Sahroni adalah sebuah mozaik yang luar biasa tentang determinasi manusia. Kisahnya mengajarkan kita beberapa pelajaran fundamental. Pertama, bahwa latar belakang bukanlah takdir. Kedua, bahwa peluang terbaik seringkali tersembunyi di tempat-tempat yang paling tidak kita duga, dan hanya mata yang jeli yang bisa melihatnya. Dan ketiga, bahwa jaringan dan kepercayaan adalah modal yang lebih berharga daripada uang itu sendiri. Dari debu batu bara di pelabuhan hingga lantai marmer di gedung parlemen, Ahmad Sahroni telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan mental baja, tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk digapai.