Waspada! Bahaya Mikroplastik Yang Ditemukan di 14 Makanan Ini

Saat Anda menyantap ikan bakar di pinggir pantai, minum segelas air dari botol kemasan, atau bahkan menyeduh teh celup di pagi hari, pernahkah terbayang ada “bahan tambahan” tak kasat mata yang ikut masuk ke dalam tubuh Anda? Bahan tambahan ini tidak terdaftar dalam komposisi, tidak memiliki rasa, namun keberadaannya semakin mengkhawatirkan para ilmuwan di seluruh dunia. Kita bicara tentang bahaya mikroplastik, sang “penyusup” senyap dalam rantai makanan kita.

Sebuah kompilasi dari berbagai studi terbaru di tahun 2025 ini memberikan gambaran yang cukup mengejutkan: partikel-partikel plastik berukuran mikro ini telah ditemukan di berbagai jenis makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap hari. Ini bukan lagi sekadar isu lingkungan yang terjadi di lautan yang jauh, ini adalah masalah kesehatan yang sudah ada di piring makan kita. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang potensi bahaya mikroplastik, di mana saja ia ditemukan, dan apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi paparannya.

Apa Itu Mikroplastik dan dari Mana Asalnya?

Sebelum panik, mari kita kenali dulu musuh tak kasat mata ini. Mikroplastik adalah partikel plastik dengan ukuran sangat kecil, yaitu di bawah 5 milimeter. Bayangkan, ukurannya lebih kecil dari sebutir beras. Partikel ini berasal dari dua sumber utama:

  1. Mikroplastik Primer: Plastik yang memang sudah dibuat dalam ukuran kecil. Contohnya adalah microbeads yang dulu sering ada dalam produk kosmetik seperti scrub wajah, atau serat-serat mikro yang terlepas saat kita mencuci pakaian berbahan sintetis seperti nilon atau poliester.
  2. Mikroplastik Sekunder: Ini adalah sumber terbesar. Partikel ini berasal dari serpihan benda-benda plastik yang lebih besar, seperti botol minuman, kantong kresek, atau jaring ikan, yang hancur menjadi serpihan kecil akibat paparan sinar matahari, angin, dan ombak di lautan atau daratan selama bertahun-tahun.

Partikel-partikel ini kemudian mencemari hampir seluruh bagian dari planet kita—lautan, sungai, tanah, bahkan udara yang kita hirup—dan pada akhirnya, masuk ke dalam apa yang kita makan dan minum.

Ditemukan di Mana Saja? 14 Makanan yang Diduga Terkontaminasi

Berikut adalah daftar 14 makanan dan minuman sehari-hari di mana para peneliti telah menemukan jejak mikroplastik, yang dihimpun dari berbagai studi global.

Dari Lautan:

  1. Ikan: Ikan kecil memakan plankton yang terkontaminasi plastik, lalu ikan besar memakan ikan kecil. Plastik pun terakumulasi di sepanjang rantai makanan.
  2. Kerang & Tiram: Hewan penyaring (filter feeder) ini menyedot air laut beserta partikel mikroplastik di dalamnya, yang kemudian terperangkap di jaringan tubuh mereka.
  3. Udang: Sama seperti kerang, udang juga sering ditemukan memiliki partikel plastik di dalam sistem pencernaannya.
  4. Garam Laut: Saat air laut yang terkontaminasi diuapkan untuk menghasilkan garam, partikel plastik yang tidak ikut menguap akan tertinggal dan terkonsentrasi di dalam kristal garam. Ironisnya, banyak dari makanan laut ini adalah sumber protein yang sangat baik. Saat kita berusaha mengonsumsi makanan tinggi protein seperti ikan untuk kesehatan, kita justru tanpa sadar ikut menelan partikel plastik.

Minuman Sehari-hari: 5. Air Minum Kemasan (Botol & Galon): Partikel plastik dapat terlepas dari botol, tutup botol, atau bahkan selama proses pengemasan itu sendiri. 6. Bir: Sumber kontaminasinya bisa berasal dari air yang digunakan dalam proses pembuatan bir atau dari partikel plastik di udara yang masuk selama proses fermentasi. 7. Teh Celup: Banyak kantong teh celup, terutama yang berbentuk piramida, sebenarnya terbuat dari jaring plastik (nilon atau PET) yang bisa melepaskan miliaran partikel mikroplastik saat diseduh dengan air panas.

Produk Alami dan Dapur: 8. Madu: Partikel plastik yang beterbangan di udara bisa menempel pada bunga dan nektar, yang kemudian dikumpulkan oleh lebah dan terbawa ke dalam madu. 9. Gula: Sama seperti garam, proses pengolahan gula juga berisiko terkontaminasi dari sumber air atau udara. 10. Apel & Wortel: Studi menunjukkan bahwa tanaman pun bisa menyerap partikel nanoplastik (versi lebih kecil dari mikroplastik) dari tanah dan air yang terkontaminasi melalui akarnya.

Lainnya: 11. Daging: Hewan ternak bisa terpapar melalui pakan atau air yang mereka konsumsi. 12. Makanan dalam Kemasan Plastik: Terutama makanan yang dipanaskan langsung di dalam wadah plastiknya. 13. Nasi: Kontaminasi bisa terjadi dari air yang digunakan untuk memasak atau dari debu plastik di udara. 14. ASI (Air Susu Ibu): Ini yang paling mengejutkan. Penelitian terbaru menemukan jejak mikroplastik dalam ASI, menunjukkan bahwa partikel ini bisa berpindah dari ibu ke bayi.

Mengapa Ini Penting? Membedah Potensi Bahaya Mikroplastik bagi Tubuh

Setelah melihat daftar di atas, pertanyaan terbesarnya adalah: seberapa berbahayakah ini? Jujur, penelitian mengenai dampak jangka panjang mikroplastik pada kesehatan manusia masih terus berjalan dan belum ada kesimpulan final. Namun, para ilmuwan telah mengidentifikasi beberapa potensi bahaya mikroplastik yang patut diwaspadai:

  • Kerusakan Fisik: Partikel yang lebih besar berpotensi menyebabkan abrasi mikro atau peradangan pada saluran pencernaan.
  • Paparan Bahan Kimia Beracun: Plastik tidak murni. Ia mengandung berbagai zat aditif kimia seperti BPA, ftalat, dan penghambat api (flame retardants). Zat-zat ini dikenal sebagai pengganggu hormon (endocrine disruptors) dan bisa terlepas dari partikel plastik lalu masuk ke dalam tubuh kita.
  • Efek “Kuda Troya”: Mikroplastik bisa bertindak seperti magnet bagi polutan lain di lingkungan, seperti pestisida atau logam berat. Ia kemudian membawa “penumpang gelap” beracun ini masuk ke dalam tubuh kita.
  • Stres Oksidatif dan Respons Imun: Kehadiran benda asing seperti plastik di dalam sel bisa memicu stres oksidatif dan respons peradangan dari sistem kekebalan tubuh. Jika terjadi terus-menerus, peradangan kronis ini bisa memicu berbagai penyakit.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai lembaga penelitian terus mengkaji masalah ini. Laporan dan studi yang dirilis oleh organisasi kesehatan global menekankan urgensi untuk memahami sepenuhnya dampak jangka panjang paparan mikroplastik terhadap kesehatan manusia.

Lalu, Apa yang Bisa Kita Lakukan? Tips Mengurangi Paparan

Menghindari mikroplastik 100% di dunia modern ini hampir mustahil. Namun, kita bisa mengambil langkah-langkah cerdas untuk mengurangi paparannya secara signifikan:

  1. Kurangi Plastik Sekali Pakai: Ini adalah langkah paling mendasar. Gunakan botol minum, cangkir kopi, dan tas belanja yang bisa dipakai ulang.
  2. Pilih Kemasan yang Lebih Baik: Jika ada pilihan, belilah produk yang dikemas dalam kaca, kaleng, atau karton daripada plastik.
  3. Jangan Panaskan Makanan dalam Wadah Plastik: Pindahkan makanan ke wadah kaca atau keramik sebelum memanaskannya di microwave.
  4. Saring Air Minum Anda: Menggunakan sistem penyaringan air yang berkualitas di rumah dapat membantu mengurangi jumlah partikel plastik.
  5. Pilih Teh Daun Lepas: Hindari teh celup yang kantongnya terlihat seperti jaring plastik. Pilihlah teh daun tradisional.
  6. Kurangi Konsumsi Makanan Laut Bercangkang: Kerang, tiram, dan remis cenderung memiliki konsentrasi mikroplastik yang lebih tinggi karena cara mereka makan.
  7. Dukung Gerakan Lingkungan: Yang terpenting, dukung kebijakan dan organisasi yang bertujuan untuk mengurangi polusi plastik dari sumbernya.

Bahaya Mikroplastik: Waspada dan Bijak dalam Memilih Makanan

Keberadaan mikroplastik dalam makanan kita adalah sebuah cerminan dari masalah polusi plastik global yang harus kita hadapi bersama. Meskipun tingkat bahaya mikroplastik bagi tubuh kita masih terus diteliti, bukti-bukti yang ada sudah cukup menjadi alasan bagi kita untuk lebih waspada dan bijak dalam memilih apa yang kita konsumsi dan bagaimana kita menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan dimulai dari kebiasaan kecil di dapur kita, namun solusi tuntasnya membutuhkan perubahan sistemik dalam skala global. Melindungi piring makan kita pada akhirnya berarti ikut melindungi kesehatan planet kita.